INDRAMAYU, - Dimas Bayu Saputra, (5th) anak pasangan suami istri Rasinta dan Duniah warga desa Jangga Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, harus menahan rasa sakit selama 2 tahun akibat ginjalnya mengalami kebocoran. Dimas terlihat aktif bermain bersama anak-anak seusianya. Namun dibalik keceriaannya, ia menyimpan penderitaan yanga amat sangat.
Penderitaan yang Dimas rasakan selama 2 tahun ini berawal, saat ia mengalami sakit panas yang tak juga turun meski telah dibawa ke Rumah Sakit MA Sentot Patrol Indramayu. Bahkan, ia juga sempat mengalami kejang-kejang hingga perutnya semakin hari membesar. Hingga akhirnya, Dimas dirujuk ke RSUD Indramayu untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Namun dari hasil pemeriksaan tim dokter, Dimas diduga mengalami kebocoran ginjal.
Permasalahan kemudian muncul, saat harus dilakukan operasi ginjal dengan rujukan ke Rumah sakit Bandung. Orang tua Dimas yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh serabutan, tak mampu membiayai operasi anaknya yang mencapai puluhan juta rupiah. Hingga akhirnya, Dimas pun belum juga dilakukan operasi dalam rentang waktu 2 tahun.
"Harus cari kemana uang untuk biaya operasi Dimas, untuk makan sehari-hari saja susah. Bahkan, hutang kami saat melakukan pengobatan yang pertama juga belum bisa dibayarkan", ucap ibu Dimas, Duniah sambil meneteskan air mata.
Duniah hanya bisa berharap, pemerintah daerah maupun para dermawan dapat bersedia membiayai operasi anaknya agar bisa kembali hidup normal seperti anak lain seusianya.
Penderitaan yang Dimas rasakan selama 2 tahun ini berawal, saat ia mengalami sakit panas yang tak juga turun meski telah dibawa ke Rumah Sakit MA Sentot Patrol Indramayu. Bahkan, ia juga sempat mengalami kejang-kejang hingga perutnya semakin hari membesar. Hingga akhirnya, Dimas dirujuk ke RSUD Indramayu untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Namun dari hasil pemeriksaan tim dokter, Dimas diduga mengalami kebocoran ginjal.
Permasalahan kemudian muncul, saat harus dilakukan operasi ginjal dengan rujukan ke Rumah sakit Bandung. Orang tua Dimas yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh serabutan, tak mampu membiayai operasi anaknya yang mencapai puluhan juta rupiah. Hingga akhirnya, Dimas pun belum juga dilakukan operasi dalam rentang waktu 2 tahun.
"Harus cari kemana uang untuk biaya operasi Dimas, untuk makan sehari-hari saja susah. Bahkan, hutang kami saat melakukan pengobatan yang pertama juga belum bisa dibayarkan", ucap ibu Dimas, Duniah sambil meneteskan air mata.
Duniah hanya bisa berharap, pemerintah daerah maupun para dermawan dapat bersedia membiayai operasi anaknya agar bisa kembali hidup normal seperti anak lain seusianya.
0Comments