INDRAMAYU, - Dalam rangka mendukung swasembada pangan, petani di Kabupaten Indramayu melaksanakan gerakan percepatan tanam. Salah satunya di wilayah Indramayu bagian timur yang meliputi 4 Kecamatan yakni, Karangampel, Krangkeng, Juntinyuat dan Kedokan bunder. Gerakan percepatan tanam ini melibatkan penyuluh pertanian, baik pns maupun tenaga harian lepas, babinsa, gapoktan dan kelompok tani.
Tiap-tiap Kecamatan (Karangampel, Krangkeng, Juntinyuat, Kedokan bunder) diberi target tanam 1/3 dari luas baku, dengan pelaksanaannya dilakukan selama 22 hari atau sampai akhir bulan September, target sudah dilaksanakan. Namun yang siap melaksanakan target tanam 1/3 dari luas baku tersebut hanya Kecamatan Karangampel.
Kepala BPP Kecamatan Karangampel, Hj. Siti Maemunah, SP mengatakan, kesiapan petani Kecamatan Karangampel dalam gerakan percepatan tanam ini karena sebagian besar atau 1.066 Ha, sudah dipanen. Sehingga target tanam 1/3 dari luas baku 2.245 Ha atau 748 Ha yang harus di tanam kembali dapat dilakukan. Tidak hanya itu, air di lahan yang sudah di panen juga masih tersedia.
"Peluangnya ada di 7 desa, yakni Mundu, Dukuh jeruk, Dukuh tengah, Karangampel, Karangampel kidul, Sendang dan Kaplongan lor", terangnya.
Ditambahkan Ajeng Sapaan akrab Siti Maemunah, meski memiliki peluang tersebut, pihaknya meminta dinas PSDA Tamben dapat menjamin ketersediaan air dan dukungan dari kuwu untuk mengajak petani agar kompak dalam melakukan tanam ke tiga. Selain itu, masalah yang dihadapi petani pada tanam padi ke tiga ini adalah adanya potensi serangan OPT khususnya hama tikus yang dapat mengakibatkan gagal panen.
"Bantuan mesin pompa, pengurasan, perbaikan saluran tersier di tiga desa (Mundu, Dukuh tengah, Karangampel) dan bantuan pestisida Tiram dari dinas terkait sangat kami perlukan. Tidak hanya itu, musim tanam ke-tiga ini harus ada Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk mengatasi kerugian petani jika tanaman padinya terjadi gagal panen", ucapnya.
Berbeda dengan tiga Kecamatan lainnya. Kecamatan Juntinyuat, yang ditargetkan 1.338 Hektar hanya memiliki peluang tanam 380 Hektar dari luas baku 4.016 hektar. Kecamatan Kedokanbunder hanya memiliki peluang 40 hektar dari target tanam 1/3 dari luas baku 2.112 hektar. Kecilnya peluang tanam padi ini dikarenakan sebagian lahan sudah ditanami tanaman palawija dan salibo. Sementara Kecamatan Krangkeng yang memiliki luas baku 4.651 hektar dengan target tanam mencapai 1.787 hektar, hanya memiliki peluang tanam padi seluas 237 hektar saja. Hal ini dikarenakan para petani baru melakukan tanam padinya pada Agustus lalu.
Tiap-tiap Kecamatan (Karangampel, Krangkeng, Juntinyuat, Kedokan bunder) diberi target tanam 1/3 dari luas baku, dengan pelaksanaannya dilakukan selama 22 hari atau sampai akhir bulan September, target sudah dilaksanakan. Namun yang siap melaksanakan target tanam 1/3 dari luas baku tersebut hanya Kecamatan Karangampel.
Kepala BPP Kecamatan Karangampel, Hj. Siti Maemunah, SP mengatakan, kesiapan petani Kecamatan Karangampel dalam gerakan percepatan tanam ini karena sebagian besar atau 1.066 Ha, sudah dipanen. Sehingga target tanam 1/3 dari luas baku 2.245 Ha atau 748 Ha yang harus di tanam kembali dapat dilakukan. Tidak hanya itu, air di lahan yang sudah di panen juga masih tersedia.
"Peluangnya ada di 7 desa, yakni Mundu, Dukuh jeruk, Dukuh tengah, Karangampel, Karangampel kidul, Sendang dan Kaplongan lor", terangnya.
Ditambahkan Ajeng Sapaan akrab Siti Maemunah, meski memiliki peluang tersebut, pihaknya meminta dinas PSDA Tamben dapat menjamin ketersediaan air dan dukungan dari kuwu untuk mengajak petani agar kompak dalam melakukan tanam ke tiga. Selain itu, masalah yang dihadapi petani pada tanam padi ke tiga ini adalah adanya potensi serangan OPT khususnya hama tikus yang dapat mengakibatkan gagal panen.
"Bantuan mesin pompa, pengurasan, perbaikan saluran tersier di tiga desa (Mundu, Dukuh tengah, Karangampel) dan bantuan pestisida Tiram dari dinas terkait sangat kami perlukan. Tidak hanya itu, musim tanam ke-tiga ini harus ada Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk mengatasi kerugian petani jika tanaman padinya terjadi gagal panen", ucapnya.
Berbeda dengan tiga Kecamatan lainnya. Kecamatan Juntinyuat, yang ditargetkan 1.338 Hektar hanya memiliki peluang tanam 380 Hektar dari luas baku 4.016 hektar. Kecamatan Kedokanbunder hanya memiliki peluang 40 hektar dari target tanam 1/3 dari luas baku 2.112 hektar. Kecilnya peluang tanam padi ini dikarenakan sebagian lahan sudah ditanami tanaman palawija dan salibo. Sementara Kecamatan Krangkeng yang memiliki luas baku 4.651 hektar dengan target tanam mencapai 1.787 hektar, hanya memiliki peluang tanam padi seluas 237 hektar saja. Hal ini dikarenakan para petani baru melakukan tanam padinya pada Agustus lalu.
0Comments