INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Diraihnya Penghargaan Adhikarya Pratama Pembangunan Pertanian oleh Bupati Nina Agustina bukan tanpa sebab, namun karena berbagai kebijakan dan terobosan yang dilakukan sehingga terus menghantarkan Kabupaten Indramayu sebagai daerah andalan penyuplai beras dan ketahanan pangan di Indonesia.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto menjelaskan, Bupati Indramayu Nina Agustina telah mengambil langkah kebijakan strategis dalam penanganan perubahan iklim dan iklim ekstrem kekeringan (El-Nino) yang menjadi ancaman serius di sector pertanian saat ini.
Ketangguhan dan keberhasilan Kabupaten Indramayu atas kontribusinya dalam pembangunan pertanian khususnya menghadapi perubahan iklim dan iklim ekstrem yakni : Perbaikan irigasi yang dilakukan oleh BBWS Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) yang dikenal dengan proyek RIMP (Rentang Irigation Modernization Project) dan adanya kemarau panjang yang didukung dengan badai El-Nino, Indramayu masih bisa membagi air irigasi Bendung Rentang dengan gilir giring yang berkolaborasi, integrasi dengan pihak BBWS Cimancis, BBWS Citarum, PUPR kabupaten, dan para pengamat air kecamatan serta para petani/Gapoktan.
Kemudian, menghadapi kemarau panjang, para petani mau menggunakan benih genjah unggul (Ciherang, Inpari, dan Mekongga), menghemat air irigasi dengan metode System of Rice Intensification (SRI), praktik pompanisasi dari sumber-sumber air irigasi dan air artesis (sumur tanah dangkal dan dalam), melaksanakan kerja sama gropyokan tikus di tiap kecamatan dan desa, melaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, DAM parit, long storage, sumur tanah dangkal, dan embung.
Selain itu, melaksanakan pembinaan sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) dan Sekolah Lapang Iklim (SL Iklim), menggerakkan para PPL untuk membuat demplot biosaka, mendorong para petani untuk menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan (organik), dan mendorong para kelompok tani untuk membentuk korporasi, dan mendukung kelompok tani untuk melakukan kerja sama pemasaran gabah dan beras dengan PT Food Stasion Cipinang.
Selain kebijakan penanganan dalam perubahan iklim dan iklim ektrem kekeringan tersebut, lanjut Sugeng, Pemerintah Kabupaten Indramayu juga telah memproteksi lahan pertanian di wilayah Kabupaten Indramayu dengan ditetapkannya Surat Keputusan Bupati nomor : 520/kep.417-DKPP/2022. Dengan kebijakan itu Kabupaten Indramayu berhasil melakukan updating Luas Baku Sawah (LBS) sebesar 125.442 hektare, luas Lahan Sawah Dilindungi (LSD) sebesar 112.965,84 hektare, dan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) sebesar 84.684 hektare.
“Updating LBS, LSD, LP2B tersebut dilakukan dalam rangka perlindungan alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian,” kata Sugeng kepada Diskominfo, Senin (14/8/2023) di Istana Wakil Presiden.
Sugeng merinci, Indramayu sebagai salah satu daerah produsen beras yang merupakan salah satu bagian dari komoditas pangan nasional dengan dukungan luas wilayah 209.942 hektare yang 59,75 %-nya adalah merupakan luas baku sawah sebesar 125.442 hektare. Dari luas baku sawah 125.442 hektare tersebut telah menghasilkan produksi padi pada tahun 2022 sebesar 1.799.958,62 ton gabah kering panen (GKP) atau setara dengan 1.499.321 ton gabah kering giling (GKG) dengan produktivitas sebesar 7,35 ton/ha.
“Capaian produksi padi tersebut lebih tinggi dari tahun 2021 yaitu sebesar 1.768.478,46 ton GKP atau setara dengan 1.319.624 ton GKG dengan produktivitas sebesar 7,1 ton per hektare. Kenaikan produksi tersebut merupakan indikator keberhasilan pembangunan pertanian,” kata Sugeng. (Ucup Supriyatno/ NI)
0Comments