INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Turunnya angka prevalensi stunting di Kabupaten Indramayu dari 21,1% pada tahun 2022 menjadi 18,4% pada tahun 2023, bukan hanya menjadi capaian semata. Dengan penurunan angka tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu terus melanjutkan pelaksanaan program-program penurunan prevalensi stunting.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu gencar melaksanakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di wilayah binaan (Binwil), Senin (3/5/2024). Dalam Pelaksanaan PMT tersebut, hadir Kepala Diskominfo Indramayu yang diwakili oleh Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, Anri Heriyanto berserta jajaran, Camat Tukdana, Mohammad Hidayat beserta jajaran, dan para perwakilan Puskesmas Kerticala.

Camat Tukdana, M. Hidayat menyampaikan, pemberian makanan tambahan tersebut merupakan program yang diinisiasi oleh Bupati Indramayu Nina Agustina dalam mengentaskan stunting di Kabupaten Indramayu.

“Demi mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting, Bupati Nina Agustina telah menginisiasi program OTAAS dengan mengadakan PMT, pelaksanaan program ini adalah kegiatan pemberian tambahan makanan bergizi yang sudah sesuai takaran,” katanya.

Diketahui program inovasi Orang Tua Asuh Anak Stunting (OTAAS)merupakan program pemberian makanan tambahan kepada Bayi Bawah Dua Tahun (Baduta) melalui kontribusi para ASN dan pemangku kepentingan lainnya.

Camat Tukdana menambahkan, Program OTAAS banyak membawa manfaat yang signifikan bagi anak risiko stunting. Hal tersebut telah dibuktikan dengan pelaksanaan PMT berupa makanan dengan gizi sesuai takaran yang diberikan secara berkala.

“Kegiatan PMT ini dilaksanakan dalam dua kali seminggu dengan pemberian makanan bergizi yang dapat mengoptimalkan protein pada anak stunting dan keluarga risiko stunting,” tambahnya.

Menurut salah satu perwakilan Puskesmas Kerticala, jumlah keseluruhan anak dengan risiko stunting berjumlah 32 Baduta, kemudian dengan gencarnya pemberian PMT di Kecamatan Tukdana tersebut, terdapat tiga Baduta yang telah dinyatakan lolos risiko stunting.

“Alhamdulillah, sampai hari ini sudah terdapat tiga Baduta yang telah lolos risiko stunting. Jadi total Baduta yang berisiko stunting di Kecamatan Tukdana masih 29 Baduta,” ujarnya. (Tarudi)