INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Sebagai desa pertama yang menerapkan program unggulan Lebu Digital (Le-Dig) / Desa Digital di Kabupaten Indramayu, Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder mengoptimalkan pola pemberdayaan masyarakat agar pembangunan bisa dinikmati oleh masyarakatnya.
Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu indikator penting dalam pelaksanaan program Lebu Digital selain tata kelola pemerintahan, dan layanan publik. Sejak awal mendeklarasikan sebagai desa digital, Desa Cangkingan langsung mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki masyarakat untuk difasilitasi oleh pemerintah desa agar menjadi berkembang. Bahkan tidak hanya itu, pemerintah desa memfasilitasi masyarakat secara digital terutama untuk pengembangan usahanya dan memperluas jaringan penjualannya.
Salah satu jenis pemberdayaan masyarakat yang menarik Bupati Indramayu Nina Agustina adalah budidaya anggur oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) ‘Mawar’ dan Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) ‘Cangkingan Jawara’.
Nina Agustina mengatakan, budidaya anggur ini jika terus dikembangkan maka akan menjadi pendapatan bagi masyarakat Desa Cangkingan terutama ibu-ibu yang tergabung dalam KWT.
“Kebun Anggurnya ini sangat bagus sekali, harus dikelola lebih maksimal lagi agar bisa menjadi pendapatan yang luar biasa untuk masyarakat terutama ibu-ibu,” tegas Nina Agustina ketika mengunjungi kebun anggur di Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder, Rabu (31/7/2024) lalu.
Sementara itu terkait Pokdakan Lele, juga harus menjadi pendapatan andalan bagi warga Desa Cangkingan karena bisa meningkatkan penghasilan dan pemenuhan gizi bagi masyarakat.
Kuwu Desa Cangkingan Didi Wahyudi mengatakan, pemberdayaan masyarakat menjadi komitmennya dalam memimpin desa terbaik di Indramayu pada tahun 2021 tersebut.
Menurut Didi, sebelum budidaya anggur dan Pokdakan Lele di Desa Cangkingan telah lebih dahulu pemberdayaan masyarakat dalam hal peternakan kambing dan sapi dengan membentuk kelompok-kelompok peternak. Dengan pemasaran secara digital, para peternak di Desa Cangkingan selalu kehabisan stok ternak karena diminati dari berbagai daerah.
Selain itu, sejak awal pihak desa juga telah memfasilitasi pelaku UMKM Desa Cangkingan dengan membantu pemasaran secara digital dengan menu ‘Lapak Desa’ yang terintegrasi dengan website pemerintah desa.
“Saat ini sekitar 50 UMKM telah kita fasilitasi untuk bergabung di marketplace secara digital dengan kita. Alhamdulillah jumlahnya terus bertambah,” kata Didi.
Menurut Didi, dengan adanya program unggulan Lebu Digital yang diinisiasi oleh Bupati Nina Agustina sengat bermanfaat bagi masyarakat desanya. (Ucup)
0Comments