INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Proyek Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) di wilayah Kecamatan Karangampel diduga tidak sesuai spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Hasil pantauan nusantaraindonesia.id, Sabtu (13/08/2024) malam, Rekontruksi Jalan Pringgacala - Tanjakan yang dikerjakan oleh CV Rakha Wijaya dengan nilai kontrak Rp2.139.613.000 (Dua miliar seratus tiga puluh sembilan juta enam ratus tiga belas ribu rupiah) Sumber Dana APBD Kabupaten Indramayu TA 2024 itu, diduga mengurangi pemasangan besi dowel.

Di sepanjang jalan yang telah dilakukan pengecoran itu, terdapat tumpukan besi dowel di sejumlah titik. Di titik pertama, terdapat sekitar 5 (lima) set besi dowel yang ditumpuk diduga hasil pengurangan pemasangan dowel. Di titik kedua pun sama terdapat 3 (tiga) set tumpukan besi dowel.

Bahkan saat penuangan beton berlangsung, 2 (dua) besi dowel yang berada di samping bekisting juga tidak digunakan atau tidak dipasang di pengecoran tersebut.

Padahal seperti diketahui, pembesian untuk betonisasi seperti pemasangan dowel untuk mengendalikan retak. Dowel tersebut berfungai sebagai penghambat berbagai retakan yang terjadi pada salah satu segmen supaya tidak menyebar atau merembes ke segmen berikutnya.

Selain itu, dowel juga diketahui berfungsu untuk menguatkan suatu montruksi badan jalan, serta sebagai penyalur beban pada sambungan yang telah terpasang agar bisa memberikan kebebasan bergeser.

Tidak hanya pada dugaan pada pengurangan pemasangan besi dowel, pemadatan beton saat dituangkan dan cutting beton juga diduga dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin vibrator dalam memadatkan maupun mesin cutting beton.

Proyek rekontruksi jalan Pringgacala - Tanjakan ini juga tidak diketahui berapa volume pekerjaannya. Pasalnya, pada papan proyek yang terpasang itu hanya disebutkan Sub Kegiatan, pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, Nilai Kontrak, Waktu Pelaksanaan, tanggal mulai dna tanggal selesai dan Penyedia Jasa selain nama dinas sumber anggaran proyek berasal.

"Tingginya 20 (centimeter) panjangnya 830 meter sekian lebar 5 meter," ujar Aris Susanto alias Aris Boyo yang mengaku hanya sebagai Pendamping bukan Pelaksana. Minggu (12/08/2024) dini hari di teras kediaman RW 03 Desa Tanjungsari.

Saat ditanya terkait pemasangan besi dowel, Aris Boyo mengaku bahwa dowel itu tidak ada di RAB (Rencana Anggaran Biaya).

"Dowel mah tergantung itu mas, aslinya nggak ada di RAB nya tuh, (tidak dipasang dowel) gak papa. (Vibrator beton dan cutting beton secara manual) gak papa, gak ngaruh," ujarnya.

"Tapi kita kan, kalau ada mah dipakai eman kan supaya bagus. Kalau gak ada juga gapapa," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga (Kabid BM) Dinas PUPR Indramayu, Achmad Hidayat ST saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp pada Senin, (12/08/2024) pukul 14.23 WIB terkait papan informasi proyek yang tidak mencantumkan volume pekerjaan, teknis pemasangan besi dowel maupun pemadatan dan cutting betton secara manual, tidak merespon.

nusantaraindonesia.id juga berusaha untuk menghubunginya sebanyak dua kali, namun tetap tidak direspon.

Namun saat finishing pekerjaan pada Selasa (13/08/2024), nusantaraindonesia.id berhasil mengonfirmasi Pembantu Pengawas Dinas PUPR Kabupaten Indramayu, Edi yang saat itu sedang melakukan pengawasan.

Menurut Edi, Proyek Rekontruksi Jalan Pringgacala - Tanjakan tidak dilakukan per segmen, ada volumenya. 

"Pengennya kita kan tuntas, tadinya empat (lebar 4 meter) jadinya lima (lebar 5 meter). Otomatis saya tidak mau mengurangi ketebalan," ujarnya.

Ia juga membenarkan jika besi dowel itu tidak ada dalam RAB. "(Dipasang/tidaknya besi dowel tidak masalah) ya, tidak ada di RAB," katanya.

Disinggung terkait dengan vibrator yang tidak digunakan untuk pemadatan beton, ia juga sempat mempertanyakan hal itu kepada pelaksana.

"Gak tahu rusak atau apa ini, lalu kendalanya kenapa? Setelah saya telepon (pelaksana), itu mana Vibratornya? (Mesinnya rusak) oke perbaiki segera," katanya.

Ia menyayangkan jika vibrator itu tidak digunakan untuk pemadatan beton curah dan dipasang sesuai dengan ketinggian yang telah ditentukan.

"Ini kan bekistingnya 20 (centimeter), yang dikhawatirkan kasihan kalau ada sinar (cahaya matahari) pasti nyusut, merugikan pihak pemborong. Maka segera dibikin vibratornya sampai benar-benar padat. Sehingga tidak rugi nantinya," ungkapnya.

Namun ia membantah, jika vibrator itu sebelum-sebelumnya tidak digunakan untuk pemadatan ataupun digunakan hanya untuk sampel saja.

"Kalau dari pertama mah ada. Dari Pengawas juga ngirimin video, ada. Jadi bukan sampel," katanya.

Meski demikian, jika memang vibrator itu tidak digunakan per harinya, pihaknya secara tegas akan mengurangi harga.

"Nanti kalau saat tidak dipasang dalam perharinya, kita kurangi. Disitu ada di RAB dalam seharinya ada harganya," tegasnya. (Red)