INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Indramayu terus menggeliat, salah satunya adalah dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Selama kurun waktu 2019 – 2023 hasil kerja keras Bupati Indramayu Nina Agustina bersama super tim dalam meningkatkan IPM terus mengalami kenaikan signifikan, bahkan capaian kinerja sejak tahun 2019-2023 menempati peringkat pertama di Jawa Barat.

Berdasarkan data dari Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu, pada tahun 2019 lalu IPM Kabupaten Indramayu berada pada angka 66,97 kemudian pada tahun 2023 meningkat menjadi 69,25 poin. Terjadi kenaikan signifikan sebesar 2,28 yang merupakan tertinggi di Jawa Barat.

Lonjakan kinerja pencapaian IPM tersebut, ditopang dari capaian kinerja IPM Bidang Pendidikan yang menempati peringkat pertama, bahkan kinerja pencapaian rata rata lama sekolah juga menempati peringkat pertama.

"Capaian kinerja IPM menjadi tertinggi di Jawa Barat meskipun dengan anggaran yang terbatas, efisiensinya sangat tinggi. Begitu juga di Bidang Pendidikan capaian dan efisiensinya sangat tinggi pula," kata Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Indramayu, CH Iin Indrayanti melalui Kabid PPE, Sukasa. Rabu (6/11/2024).

Seperti diketahui, kenaikan signifikan ini tidak terlepas dari kinerja Bupati Indramayu Nina Agustina yang telah membentuk super tim di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk bersama-sama melakukan ‘Kerja Baik Kerja Nyata’ dengan melaksanakan berbagai program unggulan dan langkah strategis yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Indramayu.

Di bidang pendidikan, ia berhasil melakukan terobosan besar berupa penerapan partisipasi aktif masyarakat dan lembaga. Berbagai program diterapkan pada bidang pendidikan salah satunya dengan program unggulan Kejar Paket (Ja-Ket) yang merupakan program penyetaraan pendidikan bagi masyarakat Indramayu secara gratis.

Di bidang kesehatan, Nina Agustina membuat program berupa pelayanan dengan konsep jemput bola. Program yang dimaksud yakni Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) dan Indramayu Cepat Tanggap (I-Ceta). Kemudian menggelontorkan anggaran sekitar 88 miliar untuk mengcover masyarakat Indramayu dengan BPJS Kesehatan melalui program UHC yang dibiayai oleh APBD (BPJS PBI).

Sedangkan di bidang daya beli, Nina Agustina membuat konsep berupa pemberdayaan kegiatan UMKM secara menyeluruh. Diantaranya adalah pemberdayaan para mantan buruh migran yang dikenal dengan program Perempuan Berdikari (Pe-Ri) dan Kredit Usaha Warung Kecil (Kruw-Cil).

"Keberhasilan semua ini berkat kerja keras tim. Saya tidak perlu congkak, karena yang terpenting bagi saya sebagai pemimpin adalah berbuat dan bekerja terbaik untuk masyarakat," ungkap Nina Agustina. (Ade)